A.
ANALISIS
DONGENG
DONGENG
KAKEK TUA DAN CUCUNYA
Dahulu,
ada seorang kakek yang sangat tua, yang matanya telah menjadi rabun,
pendengarannya hampir tuli, lututnya gemetaran, dan ketika dia duduk di meja
untuk makan, dia hampir tidak bisa memegang sendok sehingga sering menumpahkan
kaldu dari sendoknya ke atas taplak meja dan terkadang kaldu pun menetes turun
dari mulutnya.
Anaknya
dan istri anaknya menjadi muak dengan keadaan ini, sehingga mereka mendudukkan
sang Kakek Tua di sudut dekat dapur sendirian, dan mereka memberinya makanan
dalam sebuah mangkuk gerabah. Makanan yang diberikan pun selalu sedikit dan
tidak cukup.
Sambil
makan, sang Kakek Tua sering melihat ke arah meja makan dengan mata berlinang
air mata. Suatu ketika, tangannya yang gemetaran tidak bisa menahan mangkuk,
dan mangkuk tersebut jatuh ke lantai dan pecah berhamburan. Anaknya beserta
Istri anaknya pun menjadi marah, tetapi orang tua tersebut tidak berkata
apa-apa dan hanya bisa menghela napas panjang.
Kemudian
mereka membelikan sebuah mangkuk kayu yang murah untuk sang Kakek Tua agar mangkuk
kayu tersebut tidak pecah saat jatuh.
Pada
saat mereka duduk di meja untuk makan, cucunya yang masih kecil dan berusia
empat tahun mulai mengumpulkan beberapa potongan-potongan kayu di tanah.
"Apa
yang kamu lakukan di sana, Anakku?" tanya sang Ayah.
"Saya
akan membuat mangkuk kayu yang kecil," jawab si Anak Kecil, "untuk
ayah dan ibu, untuk nantinya kalian pakai saat makan ketika saya
telah dewasa."
Laki-laki
dan istrinya saling berpandangan selama beberapa saat, dan akhirnya mereka pun
menangis karena tersadar dan menyesali perlakuan buruk mereka. Kemudian mereka
mengajak sang Kakek Tua ke meja makan, dan untuk selanjutnya sang Kakek Tua
selalu makan bersama mereka di satu meja. Sejak saat itu pula, mereka tidak
pernah lagi berkata apapun ataupun mengeluh apabila sang Kakek Tua menumpahkan
sesuatu ke atas meja.
B.
UNSUR
INTRINSIK DONGENG KAKEK TUA DAN CUCUNYAN :
1. Tema
Tema ialah gagasan atau
ide pokok yang terdapat dalam sebuah cerita, jadi tema yang terkandung dalam
dongeng kakek dan cucunya ialah tentang “
Kehidupan “. Didalam kehidupan ini kita mempunyai Tuhan yang menciptakan
dan mempunyai Orang tua ibu yang melahirkan dan ayah mencari nafkah, jadi di dalam kehidupan ini haruslah kita
mengingat Tuhan YME dan Hormati kedua orang tua jika hidup ingin tentram dan
bahagia selamat dunia akhirat.
2. Tokoh
Tokoh yang terdapat
dalam dongeng kakek dan cucunya ialah :
-
Kakek
-
Cucunya
-
Anak kakek dan menantunya
3. Penokohan
Penokohan ialah watak
atau karakter yang dimiliki oleh masing-masing tokoh yang terdapat dalam
dongeng tersebut.
a. Kakek
ialah seorang tokoh yang mempunyai watak pasrah menerima apapun yang telah dilakukan
oleh anak dan menantunya, kakek selalu sabar dan diam walaupun kakek
diperlakukan tidak hormat bahkan tidak diurus oleh anak dan menantunya.
b. Cucunya
ialah seorang tokoh yang berwatak sangat polos dan berhati mulia, ia memberikan
suatu pelajaran terhadap ayah dan ibunya kerena perbuatan ttidak sopan dan
hormat terhadap kakek. Dibawah ini kutipan mengenai watak seorang anak tersebut,
Melihat apa yang telah dilakukan anak tersebut ayah dan ibunya sadar akan
perbuatannya selama ini.
Pada saat mereka duduk
di meja untuk makan, cucunya yang masih kecil dan berusia empat tahun mulai
mengumpulkan beberapa potongan-potongan kayu di tanah.
"Apa
yang kamu lakukan di sana, Anakku?" tanya sang Ayah.
"Saya akan membuat
mangkuk kayu yang kecil," jawab si Anak Kecil, "untuk ayah dan ibu,
untuk nantinya kalian pakai saat makan ketika saya telah dewasa."
c. Anak
kakek dan menantunya
Anak kakek dan
menantunya mempunyai watak yang kejam dan tidak hormat terhadap orang tua,
karena dengan kondisi kakek yang sudah tidak berdaya, mereka bukan merawat
kakek malah memperlakukan dengan tidak sopan, akan tetapi berkat anaknya mereka
menjadi berubah dan merawat kakek sepenuhnya. Dan akhirnya mereka menghormati
kakek dan sadar atas kesalahan yang telah mereka perbuat.
4. Lattar
a. Latar
tempat
Latar tempat yang
terdapat di dongeng ini ialah di Rumah. Di rumah itulah tempat dimana seorang
kakek tua diperlakukan sangat tidak hormat oleh anaknya sendiri dan menantunya.
b. Latar
suasana
Suasana yang tergambar
dalam dongeng ini ialah menyedihkan karena seorang anak kandung memperlakukan
orang tua sendiri layaknya orang lain, tega dengan kondisi kakek yang sudah tua
tetapi diperlakukan dengan tidak sopan dan hormat sebagaimana mestinya harus
patuh dan hormat terhadap orang tua.
5. Alur
Alur yang terdapat
dalam cerita ialah flasback karena terjadi pada zaman dahulu.
6. Sudut
pandang
Orang ketiga serba tahu
7. Amanat
Jadi pembelajaran yang
dapat kita teladani dari dongeng kakek tua dan cucunya ini adalah Hormatilah
orangtuamu bagaimanapun keadaanya, saat muda dan tak berdaya, orang tua lah
yang menjaga, dan saat orangtua menjadi tua dan tak berdaya, tugas sebagai anak
untuk merawat orangtua bukan malah menelantarkan dan tidak mengurusnya.
8. Gaya
bahasa
Komunikatif dan mudah
dipahami.
C.
NILAI-NILAI
YANG TERKANDUNG DALAM DONGENG KAKEK TUA DAN CUCUNYA
a. Nilai
moral : sadar dan mengakui kesalahan atas apa yang diperbuat.
b. Nilai
pendidikan : pembelajaran dalam kehidupan untuk lebih hormat kepada orang yang
lebih tua.
D.
HAL-HAL
YANG MENARIK DARI DONGENG DI ATAS
Melihat kakek
diperlakukan dengan tidak hormat oleh anaknya sendiri dan menantunya, akhirnya
seorang cucu memberikan suatu pelajaran dan contoh dari apa yang telah
dilakukan ayah dan ibunya. Seandainya aku telah besar, ayah dan ibu
diperlakukan seperti itu olehku bagaimana perasaan kalian. Mendengar anaknya
berkata seperti itu anak kakek dan menantunya menangis dan sadar akan perbuatan
yang selama ini mereka perbuat. Berkat cucu dari kakek membuat perubahan dan
kesadaran terhadap ayah dan ibunya. Ini adalah hal yang sangat menarik dalam
dongeng diatas.
Kak Dongeng ini karya siapa yah? Dan dari mana asal cerita ini?
BalasHapusBoleh minta penjelasannya?
Nama kamu siapa ya ?
HapusNama q keyca
Iya kak
BalasHapus