Senin, 13 Juni 2016

ANALISIS DONGENG " KAKEK TUA DAN CUCUNYA"

A.    ANALISIS DONGENG
DONGENG KAKEK TUA DAN CUCUNYA
Dahulu, ada seorang kakek yang sangat tua, yang matanya telah menjadi rabun, pendengarannya hampir tuli, lututnya gemetaran, dan ketika dia duduk di meja untuk makan, dia hampir tidak bisa memegang sendok sehingga sering menumpahkan kaldu dari sendoknya ke atas taplak meja dan terkadang kaldu pun menetes turun dari mulutnya.
Anaknya dan istri anaknya menjadi muak dengan keadaan ini, sehingga mereka mendudukkan sang Kakek Tua di sudut dekat dapur sendirian, dan mereka memberinya makanan dalam sebuah mangkuk gerabah. Makanan yang diberikan pun selalu sedikit dan tidak cukup.
Sambil makan, sang Kakek Tua sering melihat ke arah meja makan dengan mata berlinang air mata. Suatu ketika, tangannya yang gemetaran tidak bisa menahan mangkuk, dan mangkuk tersebut jatuh ke lantai dan pecah berhamburan. Anaknya beserta Istri anaknya pun menjadi marah, tetapi orang tua tersebut tidak berkata apa-apa dan hanya bisa menghela napas panjang.
Kemudian mereka membelikan sebuah mangkuk kayu yang murah untuk sang Kakek Tua agar mangkuk kayu tersebut tidak pecah saat jatuh.
Pada saat mereka duduk di meja untuk makan, cucunya yang masih kecil dan berusia empat tahun mulai mengumpulkan beberapa potongan-potongan kayu di tanah.
"Apa yang kamu lakukan di sana, Anakku?" tanya sang Ayah.
"Saya akan membuat mangkuk kayu yang kecil," jawab si Anak Kecil, "untuk ayah dan ibu, untuk nantinya kalian pakai saat makan ketika saya telah dewasa."
Laki-laki dan istrinya saling berpandangan selama beberapa saat, dan akhirnya mereka pun menangis karena tersadar dan menyesali perlakuan buruk mereka. Kemudian mereka mengajak sang Kakek Tua ke meja makan, dan untuk selanjutnya sang Kakek Tua selalu makan bersama mereka di satu meja. Sejak saat itu pula, mereka tidak pernah lagi berkata apapun ataupun mengeluh apabila sang Kakek Tua menumpahkan sesuatu ke atas meja.

B.     UNSUR INTRINSIK DONGENG KAKEK TUA DAN CUCUNYAN :
1.      Tema

Tema ialah gagasan atau ide pokok yang terdapat dalam sebuah cerita, jadi tema yang terkandung dalam dongeng kakek dan cucunya ialah tentang “ Kehidupan “. Didalam kehidupan ini kita mempunyai Tuhan yang menciptakan dan mempunyai Orang tua ibu yang melahirkan dan ayah mencari nafkah,  jadi di dalam kehidupan ini haruslah kita mengingat Tuhan YME dan Hormati kedua orang tua jika hidup ingin tentram dan bahagia selamat dunia akhirat.

2.      Tokoh
Tokoh yang terdapat dalam dongeng kakek dan cucunya ialah :
-          Kakek
-          Cucunya
-          Anak kakek dan menantunya

3.      Penokohan
Penokohan ialah watak atau karakter yang dimiliki oleh masing-masing tokoh yang terdapat dalam dongeng tersebut.
a.       Kakek ialah seorang tokoh yang mempunyai watak pasrah menerima apapun yang telah dilakukan oleh anak dan menantunya, kakek selalu sabar dan diam walaupun kakek diperlakukan tidak hormat bahkan tidak diurus oleh anak dan menantunya.
b.      Cucunya ialah seorang tokoh yang berwatak sangat polos dan berhati mulia, ia memberikan suatu pelajaran terhadap ayah dan ibunya kerena perbuatan ttidak sopan dan hormat terhadap kakek. Dibawah ini kutipan mengenai watak seorang anak tersebut, Melihat apa yang telah dilakukan anak tersebut ayah dan ibunya sadar akan perbuatannya selama ini.
Pada saat mereka duduk di meja untuk makan, cucunya yang masih kecil dan berusia empat tahun mulai mengumpulkan beberapa potongan-potongan kayu di tanah.
"Apa yang kamu lakukan di sana, Anakku?" tanya sang Ayah.
"Saya akan membuat mangkuk kayu yang kecil," jawab si Anak Kecil, "untuk ayah dan ibu, untuk nantinya kalian pakai saat makan ketika saya telah dewasa."
c.       Anak kakek dan menantunya
Anak kakek dan menantunya mempunyai watak yang kejam dan tidak hormat terhadap orang tua, karena dengan kondisi kakek yang sudah tidak berdaya, mereka bukan merawat kakek malah memperlakukan dengan tidak sopan, akan tetapi berkat anaknya mereka menjadi berubah dan merawat kakek sepenuhnya. Dan akhirnya mereka menghormati kakek dan sadar atas kesalahan yang telah mereka perbuat.

4.      Lattar
a.       Latar tempat
Latar tempat yang terdapat di dongeng ini ialah di Rumah. Di rumah itulah tempat dimana seorang kakek tua diperlakukan sangat tidak hormat oleh anaknya sendiri dan menantunya.
b.      Latar suasana
Suasana yang tergambar dalam dongeng ini ialah menyedihkan karena seorang anak kandung memperlakukan orang tua sendiri layaknya orang lain, tega dengan kondisi kakek yang sudah tua tetapi diperlakukan dengan tidak sopan dan hormat sebagaimana mestinya harus patuh dan hormat terhadap orang tua.
5.      Alur
Alur yang terdapat dalam cerita ialah flasback karena terjadi pada zaman dahulu.

6.      Sudut pandang
Orang ketiga serba tahu

7.      Amanat
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng kakek tua dan cucunya ini adalah Hormatilah orangtuamu bagaimanapun keadaanya, saat muda dan tak berdaya, orang tua lah yang menjaga, dan saat orangtua menjadi tua dan tak berdaya, tugas sebagai anak untuk merawat orangtua bukan malah menelantarkan dan tidak mengurusnya.

8.      Gaya bahasa
Komunikatif dan mudah dipahami.

C.    NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM DONGENG KAKEK TUA DAN CUCUNYA
a.       Nilai moral : sadar dan mengakui kesalahan atas apa yang diperbuat.
b.      Nilai pendidikan : pembelajaran dalam kehidupan untuk lebih hormat kepada orang yang lebih tua.

D.    HAL-HAL YANG MENARIK DARI DONGENG DI ATAS
Melihat kakek diperlakukan dengan tidak hormat oleh anaknya sendiri dan menantunya, akhirnya seorang cucu memberikan suatu pelajaran dan contoh dari apa yang telah dilakukan ayah dan ibunya. Seandainya aku telah besar, ayah dan ibu diperlakukan seperti itu olehku bagaimana perasaan kalian. Mendengar anaknya berkata seperti itu anak kakek dan menantunya menangis dan sadar akan perbuatan yang selama ini mereka perbuat. Berkat cucu dari kakek membuat perubahan dan kesadaran terhadap ayah dan ibunya. Ini adalah hal yang sangat menarik dalam dongeng diatas.



3 komentar: